PUT ISLAM IN AND ON, IN YOUR HEART AND ON EVERYTHING

Senin, 12 Oktober 2009

The Story Of Stanford University

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang
berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston, dan
berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University.
Mereka meminta janji.

Sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka
adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di
Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.

"Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard", kata sang pria lembut.

"Beliau hari ini sibuk," sahut sang Sekretaris cepat.

"Kami akan menunggu," jawab sang Wanita.

Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa
pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi
nyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya
memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya.

"Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan
pergi," katanya pada sang Pimpinan Harvard.

Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang
sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka. Dan ketika dia
melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang di
luar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul. Sang Pemimpin
Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut. Sang wanita
berkata padanya, "Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun
pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini.
Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami
ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini,
bolehkan?" tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.

Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia
tampak terkejut. "Nyonya," katanya dengan kasar, "Kita tidak bisa
mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan
meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti
kuburan."

"Oh, bukan," Sang wanita menjelaskan dengan cepat, "Kami tidak ingin
mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung
untuk Harvard."

Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju
pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, "Sebuah
gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung ?! Kami
memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik
Harvard."

Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard
senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang. Sang wanita
menoleh pada suaminya dan berkata pelan, "Kalau hanya sebesar itu
biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat
sendiri saja?" Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard
menampakkan kebingungan.

Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan
perjalanan ke Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan
sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan
untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard.
Universitas tersebut adalah Stanford University, salah satu
universitas favorit kelas atas di AS.

Kita, seperti pimpinan Hardvard itu, acap silau oleh baju, dan
lalai. Padahal, baju hanya bungkus, apa yang disembunyikannya,
kadang sangat tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu abai, karena
baju-baju,acap menipu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Find Me On Facebook