PUT ISLAM IN AND ON, IN YOUR HEART AND ON EVERYTHING

Minggu, 27 Desember 2009

Bangkitkan Semangatmu Wahai Jundullah

Transaksi jual beli yang biasa dilakukan dipasar atau dimanapun itu udah menjadi pemandangan biasa, kita menyambung hidup dengan melakukan transaksi. Mungkin kita tahu asas transaksi umat muslim yang diajarkan Rasululah SAW, nyang kalo kata orang betawi “lu seneng gua seneng” pembeli senang mendapatkan barang dengan harga murah dan penjual senang dagangannya laris.

Tentu antum ga menganut prinsip ekonomi yang diajarkan sewaktu SMP kan? “Dengan modal yang sekecil-kecilnya mendapatkan untung yang sebesar-besarnya” prinsip ekonomi orang Yahudi. Lalu apa hubungannya jual beli dengan para Jundullah? Apakah untuk menjadi Jundullah harus melakukan transaksi, atau sebagai Jundullah itu “sedang” melakukan transaksi jual beli?.

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”(QS.At-Taaubah:111)

Wauw, Allah menawarkan kepada kita tentang perniagaan yang imbalannya pun lebih dari cukup, yaitu Jannah, Apakah ada yang mau membayar lebih menggiurkan daripada tawaran ini?. Lalu apalagi yang membuat kita terlena dengan tawaran orang di dunia? Apa kita ga pernah baca ayat ini? Atau kelewat waktu baca Qur'an?, atau emang ga ngerti maksudnya?.


KISAH TELADAN

Kisah teladan tentu banyak banget kisah Rasulullah dengan para sahabat, dari perang badar, pelajaran dari perang uhud bahkan sampai kisah mujahiddin di Chechnya, Iraq, Palestina dan masih banyak lagi. Kita bisa mengingat Julaibib RA, orang yang dipandang paling rendah karena nasabnya tidak jelas tetapi apa do'a yang Rasulullah ucapkan sewaktu Julaibib syahid, “Dia telah membunuh tujuh orang (kafir), dan merekapun telah membunuhnya. Dia adalah bagian dariku dan aku adalah bagian dirinya”.

Waw, do'a yang membuat para sahabat dan tentu membuat orang iri, atau kisah tentang sekelompok anak kecil sedang bermain bola dan bolanya mengenai seorang uskup yang sedang lewat, lalu seorang dari mereka meminta bolanya dan berkata “Aku memohon kepadamu, dengan kesucian Nabi Muhammad SAW, kembalikan bola itu pada kami!” tetapi uskup itu malah menghina Rasulullah, dan dengan serempak anak-anak itu menyerang sang uskup dam memukulinya dengan tongkat hingga mati.

Perkara itu diadukan kepada khalifah Umar RA, justru Umar bergembira dan bangga, bahkan dia tidak pernah bangga seperti itu sewaktu berhasil menaklukkan suatu wilayah dan mendapat ghanimah yang banyak, Umar berkata “Sekarang, Islam sangat mulia, sekelompok anak kecil yang dicaci nabi mereka, lalu mereka marah dan menang, dan nyawa uskup itupun melayang!”.

Atau mungkin kita juga bisa melihat Mujahiddin zaman sekarang seperti Jendral Khattab yang dikenal sebagai Jendral pasukan Arab di Chechnya yang bersama 500 Mujahiddin Chechnya berhasil mengalahkan lebih dari 16.000 Tentara Rusia dengan perbandingan senjata 1:10, karena sewaktu melihat filmnya ana tertawa karena senjata yang digunakan para mujahiddin pun sering macet sewaktu di kokang.

Atau Dr.Abdullah Azzam P.hd sebagai pelopor para mujahid zaman ini, yang dikatakan bahwa sepeninggalan beliau wanita muslimah gagal melahirkan anak seperti beliau, Wasiat yang beliau tinggalkan :


Wahai Para Da'i Islam! Carilah kematian niscaya anda akan dikaruniai kehidupan.

Janganlah anda sampai tertipu oleh angan-angan kalian.
Janganlah anda sampai tertipu oleh buku-buku yang anda baca dan amalan-amalan sunnah yang anda lakukan sehingga anda melupakan kewajiban besar
Wahai Para Ulama Islam! Majulah kalian untuk memimpin generasi yang ingin kembali kepada Rabb-nya ini.

Janganlah kalian cenderung kepada kehidupan dunia.
Wahai Kaum Muslimin! Telah lama kalian tidur nyenyak, sehingga kerusakan merajalela di negeri kalian.
Wahai Kaum Wanita! Jauhilah kehidupan mewah dan megah karena kemewahan itu musuh disamping akan merusak jiwa manusia.
Hindarilah barang-barang yang tidak terlalu penting dan cukupkanlah dengan kebutuhan-kebutuhan primer.

Binalah anak-anak kalian untuk menjadi orang yang berani dan siap berjihad.
Tanamkanlah pada jiwa anak-anak kalian cinta Jihad dan perjuangan. Hiduplah dengan penuh perhatian terhadap problematika kaum Muslimin.
Biasakanlah paling tidak sehari dalam sepekan hidup menyerupai kehidupan kaum
Muhajirin dan Mujahidin yang hanya memakan sekerat roti kering dan beberapa teguk air.
Wahai Anak-Anak! Jauhkanlah diri kalian dari bualan lagu-lagu dan musik-musik orang-orang pengumbar nafsu.
Jauhkanlah punggung kalian dari kasur orang-orang yang hidup bemewah-mewahan.
…..........
Sesungguhnya kehidupan jihad adalah kehidupan yang paling lezat.
Kesabaran menghadapi kesulitan lebih manis daripada hidup bergemilang kemewahan dan kemegahan.
Pertahankanlah hidup zuhud niscaya Allah mencintaimu, dan janganlah engkau menginginkan apa yang ada di tangan orang lain, niscaya mereka akan mencintaimu.
Al-Quran adalah kenikmatan dan teman hidup.
Bangun malam, shiam sunnah dan istighfar di waktu pagi akan membuat hati menjadi bersih dan menjadikan engkau merasakan manisnya ibadah.
Bertemanlah dengan wanita-wanita shalihah, tidak berambisi kepada kehidupan dunia dan menjauhi kemewahan dan cinta dunia, akan memberikan ketenangan hati.
Semoga Allah mempertemukan dan menghimpun kita di Surga Firdaus, sebagaimana Allah menghimpun kita di dunia.

Wahai Kalian Anak-Anakku! Sesungguhnya kalian tidak mendapatkan perhatianku kecuali sedikit.
Kalian tidak memperoleh pembinaan dariku kecuali sedikit. Ya, aku tidak memberikan perhatian kepada kalian.

Tetapi apa yang dapat aku lakukan sementara malapetaka terhadap kaum Muslimin membuat orang hamil melahirkan kandungannya dan musibah yang menimpa Umat Islam membuat rambut bayi-bayi beruban.

Demi Allah, aku tidak kuasa hidup tenang sementara api malapetaka membakar hati kaum Muslimin.
Aku tidak rela hidup di tengah-tengah kalian menikmati hidangan lezat.
Demi Allah, sejak dulu aku membenci kemewahan, baik dalam pakaian, makanan ataupun tempat tinggal.
Aku berusaha mengangkat kalian ke tingkat orang-orang zuhud dan aku jauhkan kalian dari lumpur kemewahan.

Aku wasiatkan kepada kalian agar berpegang teguh kepada Aqidah Salaf (Ahlussunnah wal-Jama'ah) .
Jauhkanlah diri kalian dari sikap berlebih-lebihan.
Baca dan hafalkanlah Al-Quran. Jagalah lisan, bangunlah malam, lakukanlah puasa sunnah, bergaul-lah dengan orang-orang baik, aktiflah bersama gerakan Islam.................................
(Wasiat Syeikh Abdullah Azzam)



afwan semoga antum ga bosen bacanya, coz, itu wasiat yang sangat bagus untuk kita.


“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.”(QS.Ali-Imraan:169)


JIHAD IDENTIK DENGAN PERANG?

Mungkin ada yang bertanya kenapa Jihad di identikkan dengan perang padahal Jihad mempunyai makna yang luas? Memang benar Jihad mempunyai makna yang luas tetapi kita tahu seperti para sahabat dan ulama terpercaya zaman dahulu mendifinisikan Jihad dengan qital.

Jihad adalah ungkapan tentang pengerahan seluruh kemampuan… sedangkan menurut pengertian syariat, jihad bermakna pengerahan seluruh kemampuan dan tenaga dalam berperang di jalan Allah, baik dengan jiwa, harta, lisan ataupun yang lain.(Imam Hanafi,Badaa’i’ as-Shanaa’i’)

Jihad adalah perangnya seorang Muslim melawan orang Kafir yang tidak mempunyai perjanjian, dalam rangka menjunjung tinggi kalimat Allah Swt. atau kehadirannya di sana (yaitu berperang), atau dia memasuki wilayahnya (yaitu, tanah kaum Kafir) untuk berperang.(Ibnu 'Arafah,Munah al-Jaliil)

begitu pula dengan Imam Syaafi'i yang juga mengartikan Jihad dengan perang di Jalan Allah, lihat dalam kitab al-iqnaa, dan masih banyak ulama lain yang mengartikan yang tidak beda jauh. Jadi apakah diri kita sudah mantab untuk berniaga dengan Allah? Allah hanya menukar diri dan harta kita dengan Jannah, apakah kita tidak setuju atau tawaran itu kurang menarik? Kalau dunia fana itu membuatmu tertarik, silahkan! Itulah perniagaanmu tapi Allah sudah mengingatkan kita

“Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk”(QS.Al-Baqarah:16)

Jadi Allah telah memberikan keleluasaan kita untuk memilih, mau kesenangan duniawi semata atau kesenagan abadi? Tapi apakah kesenangan abadi akan kita peroleh kalo kita masih suka dengan dunia fana? Sholat iya ciuman lanjut ( kecuali kalo udah halal), ngaji jalan nyontek masih. Mau jihad nanti aja kalo dah diserang sama penjajah? Dasar orang tertindas!. Mau jihad tapi masa mudanya penuh maksiyat ngarepin tuanya tobat? besok loe itu mati!. Jadi mau persiapkan diri dari sekarang atau mau main-main aja, terserah kita, tanggung sendiri akibatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Find Me On Facebook